Rapid Application Development (RAD)
adalah strategi siklus hidup yang ditujukan untuk menyediakan
pengembangan yang jauh lebih cepat dan mendapatkan hasil dengan kualitas
yang lebih baik dibandingkan dengan hasil yang dicapai melalui siklus
tradisional (McLeod, 2002). RAD merupakan gabungan dari bermacam-macam teknik terstruktur dengan teknik prototyping dan teknik pengembangan joint application
untuk mempercepat pengembangan sistem/aplikasi (Bentley, 2004). Dari
definisi-definisi konsep RAD ini, dapat dilihat bahwa pengembangan
aplikasi dengan menggunakan metode RAD ini dapat dilakukan dalam waktu
yang relatif lebih cepat.
Pemaparan konsep yang lebih spesifik lagi dijelaskan oleh Pressman (2005) dalam bukunya, “Software Engineering: A Practition’s Approach”.
Ia mengatakan bahwa RAD adalah proses model perangkat lunak inkremental
yang menekankan siklus pengembangan yang singkat. Model RAD adalah
sebuah adaptasi “kecepatan tinggi” dari model waterfall, di
mana perkembangan pesat dicapai dengan menggunakan pendekatan konstruksi
berbasis komponen. Jika tiap-tiap kebutuhan dan batasan ruang lingkup
projek telah diketahui dengan baik, proses RAD memungkinkan tim
pengembang untuk menciptakan sebuah “sistem yang berfungsi penuh” dalam
jangka waktu yang sangat singkat. Dari penjelasan Pressman (2012) ini,
satu perhatian khusus mengenai metodologi RAD dapat diketahui, yakni
implementasi metode RAD akan berjalan maksimal jika pengembang aplikasi
telah merumuskan kebutuhan dan ruang lingkup pengembangan aplikasi
dengan baik.
Sedangkan menurut Kendall (2010), RAD
adalah suatu pendekatan berorientasi objek terhadap pengembangan sistem
yang mencakup suatu metode pengembangan serta perangkat-perangkat lunak.
RAD bertujuan mempersingkat waktu yang biasanya diperlukan dalam siklus
hidup pengembangan sistem tradisional antara perancangan dan penerapan
suatu sistem informasi. Pada akhirnya, RAD sama-sama berusaha memenuhi
syarat-syarat bisnis yang berubah secara cepat.
Fase dan Tahapan Pengembangan Aplikasi
Menurut Kendall (2010), terdapat tiga
fase dalam RAD yang melibatkan penganalisis dan pengguna dalam tahap
penilaian, perancangan, dan penerapan. Adapun ketiga fase tersebut
adalah requirements planning (perencanaan syarat-syarat), RAD design workshop (workshop desain RAD), dan implementation
(implementasi). Sesuai dengan metodologi RAD menurut Kendall (2010),
berikut ini adalah tahap-tahap pengembangan aplikasi dari tiap-tiap fase
pengembangan aplikasi.
1) Requirements Planning (Perencanaan Syarat-Syarat)
Dalam fase ini, pengguna dan penganalisis
bertemu untuk mengidentifikasikan tujuan-tujuan aplikasi atau sistem
serta untuk megidentifikasikan syarat-syarat informasi yang ditimbulkan
dari tujuan-tujuan tersebut. Orientasi dalam fase ini adalah
menyelesaikan masalah-masalah perusahaan. Meskipun teknologi informasi
dan sistem bisa mengarahkan sebagian dari sistem yang diajukan, fokusnya
akan selalu tetap pada upaya pencapaian tujuan-tujuan perusahaan
(Kendall, 2010).
2) RAD Design Workshop (Workshop Desain RAD)
Fase ini adalah fase untuk merancang dan memperbaiki yang bisa digambarkan sebagai workshop.
Penganalisis dan dan pemrogram dapat bekerja membangun dan menunjukkan
representasi visual desain dan pola kerja kepada pengguna. Workshop desain ini dapat dilakukan selama beberapa hari tergantung dari ukuran aplikasi yang akan dikembangkan. Selama workshop
desain RAD, pengguna merespon prototipe yang ada dan penganalisis
memperbaiki modul-modul yang dirancang berdasarkan respon pengguna.
Apabila sorang pengembangnya merupakan pengembang atau pengguna yang
berpengalaman, Kendall menilai bahwa usaha kreatif ini dapat mendorong
pengembangan sampai pada tingkat terakselerasi (Kendall, 2010).
3) Implementation (Implementasi)
Pada fase implementasi ini, penganalisis bekerja dengan para pengguna secara intens selama workshop
dan merancang aspek-aspek bisnis dan nonteknis perusahaan. Segera
setelah aspek-aspek ini disetujui dan sistem-sistem dibangun dan
disaring, sistem-sistem baru atau bagian dari sistem diujicoba dan
kemudian diperkenalkan kepada organisasi (Kendall, 2010).
Kelebihan dan Kekurangan RAD
Metode pengembangan sistem RAD relatif
lebih sesuai dengan rencana pengembangan aplikasi yang tidak memiliki
ruang lingkup yang besar dan akan dikembangkan oleh tim yang kecil.
Namun, RAD pun memiliki kelebihan dan kekurangannya sebagai sebuah
metodoligi pengembangan aplikasi. Berikut ini adalah kelebihan
metodologi RAD menurut Marakas (2006):
- Penghematan waktu dalam keseluruhan fase projek dapat dicapai.
- RAD mengurangi seluruh kebutuhan yang berkaitan dengan biaya projek dan sumberdaya manusia.
- RAD sangat membantu pengembangan aplikasi yang berfokus pada waktu penyelesaian projek.
- Perubahan desain sistem dapat lebih berpengaruh dengan cepat dibandingkan dengan pendekatan SDLC tradisional.
- Sudut pandang user disajikan dalam sistem akhir baik melalui fungsi-fungsi sistem atau antarmuka pengguna.
- RAD menciptakan rasa kepemilikan yang kuat di antara seluruh pemangku kebijakan projek.
Sedangkan, mengacu pada pendapat Kendall
(2010), maka dapat diketahui bahwa kekurangan penerapan metode RAD
adalah sebagai berikut:
- Dengan metode RAD, penganalisis berusaha mepercepat projek dengan terburu-buru.
- Kelemahan yang berkaitan dengan waktu dan perhatian terhadap detail. Aplikasi dapat diselesaikan secara lebih cepat, tetapi tidak mampu mengarahkan penekanan terhadap permasalahan-permasalahan perusahaan yang seharusnya diarahkan.
- RAD menyulitkan programmer yang tidak berpengalaman menggunakan prangkat ini di mana programmer dan analyst dituntut untuk menguasai kemampuan-kemampuan baru sementara pada saat yang sama mereka harus bekerja mengembangkan sistem.
Komentar
Posting Komentar